Selamat Datang

Kaligrafi

Selasa, 16 Oktober 2012

Pengaruh Luar Pada Kaligrafi



Kaligrafi Islam kontemporer yang saat ini sering digabungkan dengan seni rupa kontemporer telah menjadi fenomena internasinonal. Sebagaimana seni rupa umumnya, ia pun berkembang bersama gelombang perubahan yang lebih luas, bahkan acapkali melabrak batas-batas “grammar” yang sebelumnya disucikan.

Terseretnya khat Arab ke dalam arus perubahan yang dramatis ini disebabkan oleh karena alphabetnya sangat toleran dijadikan (dan selalu mencakup) “ekspresi segala sesuatu”. Sementara itu, searah kaligrafi sendiri sebenarnya adalah sejarah penemuan dan perburuan gaya-gaya. Oleh Habibullah Fada’li disebutkan, bahwa setiap gaya kaligrafi tunduk sepenuhnya terhadap eksperimen dan modifikasi selama bertahun-tahun bahkan berkurun-kurun, sampai terbentuknya pola yang benar-benar sempurna. Terutama semenjak tahun 70-an
pengaruh pemikiran dan orientasi Barat terasa sangat dominan, sehingga memberikan gaya baru pada sosok kaligrafi Islam kontemporer. Bahkan menurut Samir al-Sayegh, sampai detik ini pun kecenderungan lebih berkiblat ke Barat di kalangan kaligrafer di kawasan Arab dan wilayah Islam lainnya sangat mencolok melebihi perhatian mereka ke gaya seni Timur lampau. Akibatnya, karakter asli kerapkali menghilang.

Kaligrafi eskpresionis, seperti jenis-jenis gaya baru yang lain, nyata-nyata berkaitan dengan gerakan estetika Barat. Ia adalah kesan dari “pembudayaan” seni Islam dan artisnya oleh seni Barat akhir-akhir ini. Gaya ekspresionis dalam kaligrafi Islam kontemporer, seperti dalam seni rupa kontemporer, sering tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Karena karya-karya para kaligrafer muslim kontemporer lebih mencerminkan tradisi seni Barat, kaligrafi semacam ini menurut al-Faruqi sedikit sekali artinya dalam upaya kebangkitan seni kaligrafi Islam.

Kaligrafi simbolik yang didominasi oleh gagasan dan ekspresi seni Barat juga merupakan “penyelewengan” serius dari tradisi estetika Islam yang bersifat transenden. Dalam kaligrafi ini, sekali lagi unsur-unsur kebaratan mempengaruhi orientasi kesenian dan prosesnya. Hal seperti ini tidak seharusnya mengagetkan, karena pilihan gaya pada kecenderungan seni rupa kontemporer bernafaskan Islam tidak terbatas pada gaya kaligrafi dan abstrak formalisme, melainkan juga mencakup gaya ekspresif, simbolis, dan instrumental (realisme maupun surealisme). Oleh karenanya, kelahiran gaya semacam ini merupakan suatu keniscayaan dan tidak mungkin dibendung.

Yang sangat santer adalah pengaruh “kebebasan penuh” ala Barat yang menonjolkan pada garapan model kaligrafi “abstrak”, istilah yang menunjukan kekaburan. Piet Mondrian dari Belanda adalah pelukis dan penyumbang terpenting gerakan ini. Kehadiran gaya abstrak dalam kaligrafi Islam kontemporer, sungguhpun bertentangan dengan unsur-unsur kreativitas seni yang diamalkan para kaligrafer muslim berabad-abad lamanya, kini semakin ngetrend di kalangan pelukis atau kaligrafer muslim kontemporer, terutama yang berhubungan banyak ke Barat, baik melalui pendidikan maupun kegiatan pameran.

Nama-nama pelukis kaligrafi abstrak kontemporer yang sehaluan dengan Zenderoudi seperti M. Omar, Benbella, Mahdoui, E.Ednan, dan Mehdi Qotbi kelahiran Rabat, kini hidup di Paris. Kamal Boullata bekerja di Washinton DC Ali Omar Ermes dari Libya Berstudi di London. Pergaulan dengan Barat para pelukis tersebut dan pelukis-pelukis lainnya memberikan pengaruh kuat terhadap gaya dan orientasi dalam karya-karya lukis kaligrafi mereka.

Bekal pengalaman hidup dan bergaul dengan seni lukis kontemporer Barat tersebut lebih mendapat pengukuhan via pameran-pameran yang biasanya menampilkan hasil karya kebudayaan Arab tradisional yang dipajang berdampingan dengan komposisi-komposisi abstrak dan surealistik. Misalnya, pameran bersama para seniwati Arab Saudi di Washington dan Fairfax, Virginia 1988, memancing banyak perhatian pemerhati seni lukis modern. Pameran ini menyambung sambutan atas pameran 64 pelukis Pakistan di London Centre for Pakistan Studies, 1987 yang luar biasa antusias. Pameran-pameran semacam dilangsungkan lebih sering, bahkan terutama di kawasan Negara-negara petrodollar Timur Yengah seperti Arab Saudi atau Abu Dhabi. Terakhir, 6 April sampai 7 Mei 1997, kaligrafer kontemporer Kuwait Fareed Abdulrahem al-Ali memamerkn “Formations of the revered word Allah”, di House of Zeinab Khatun al-Azhar Kairo, yang juga “mencekam” perhatian penonton karena gaya-gaya “pemberontakan” yang ditampilkannya. Fareed kembali menggelar karyanya di al-Qa’ah al-Kubra Abu Dhabi 1-8 Oktober 1998 atas prakarsa Muassasah al-Tsaqafah wa al-Funun yang disambut meriah.

Tambah maraknya kecenderungan baru berkaligrafi di tahun-tahun terakhir mendorong dan didorong kreativitas menggebu para peluis kaligrafi Islam kontemporer yang mencerminkan kecenderungan rata-rata sikap batin dan pikiran mereka. Contoh paling mencolok adalah kaligrafer kontemporer Tunisia Naja al-Mahdawi yang saban hari berujicoba huruf lebih dari 13 jam secara tekun. Di antara ungkapan-ungkapannya yang paling “berani” adalah sebagai beriku :

“Huruf bagi saya adalah material hidup, yang darinya saya olah apa saja sekehendak saya”
“Dalam teknik mengolah seni saya, saya kembali ke warisan secara alamiah, namun saya musti keluar darinya. Kalau tidak, saya akan mati di sana”

Sikap Naja al-Mahdawi mencerminkan pandangan perlunya pengembangan huruf-huruf supaya tidak statis, karena huruf-huruf itu sendiri menawarkan kelenturan luar biasa. Sudah pasti sikap revolusionernya, yang oleh Charbal Dagir disebut “permainan gila” (al-la’bah al-majnunah), tidak terlepas dari pergaulan kesehariannya dengan model-model kreasi lukis gaya kontemporer Eropa. Tata pergaulan semacam ini oleh kaligrafer muslim kontemporer, Hassan Massaoud yang puya pergaulan erat dengan kehidupan seni Barat di Perancis, dianggap sangat menemtuan. Ia bahkan menyebut tentang “tatacara melindungi kaligrafi supaya terpelihara”, yaitu dengan menempatkan sang kaligrafer di tengah masyarakat. Tidak dapat disangkal, jika masyarakat sepergaulannya adalah para perupa Barat, maka akan lahir darinya adalah kreasi yang bemazhab atau dipengaruhi mazhab Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar